Laman

Sabtu, 24 Maret 2012

Menumbuhkan dan Memperkuat Percaya Diri

Dari pengalaman membantu klien, persoalan percaya diri (PD) ternyata mendominasi kasus terapi baik klien umum maupun pelajar.

Di kalangan pelajar, persoalan “tidak PD” ternyata tidak hanya milik pelajar yang selama ini dianggap “anak-anak yang kurang berprestasi”, bahkan terjadi pula pada anak berprestasi ! Jadi, siapa saja bisa terkena sindroma “tidak PD-istis” ini… waspadalah..

Saya unjukkan satu contoh kasus di sini, seorang anak, NUA (Klien Kode 101210002, 13 tahun; identitas klien dirahasiakan, kecuali ybs mengijinkan), 13 tahun, pelajar berprestasi, punya banyak teman, tetapi mempunyai problem penampilan dan bicara yakni terlalu memikirkan agar penampilan dan pembicaraannya tidak boleh salah (perfeksionis) sehingga ia membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara (termasuk di depan umum),  bicara kurang lancar, tidak jelas dan (ia mengakui) tidak percaya diri.. Nah lu…. pinter kok gak PD sih…

Dan, suatu ketika ia harus perpidato di depan publik pada acara perpisahan sekolahnya, mewakili murid-murid yang lulus. Ia didaulat untuk itu sebagai penghargaan atas prestasinya: nilai tertinggi. Nah… masalah mulai terasa…

Ok.. singkatnya, NUA mulai menjalani terapi, pada malam menjelang acara. Hipnoterapi berlangsung selama 30 menit… Saya persiapkan installing percaya diri bagi NUA dengan gabungan teknik asosiasi dan aura modeling dan circle of excellent.

Hasilnya:
Ketika acara perpisahan di sekolahnya, saya hadir dan duduk di kursi terdepan sehingga bisa menyaksikan dari dekat aksi NUA di panggung. Luar  biasa! Dan di luar dugaan saya. NUA tampil dengan sangat memukau sehingga saya pun sebagai bapaknya heran juga (hii… ketahuan ya, NUA tuh anakku sendiri…. lha iya toh.. masak anak orang lain aja diurus, anak sendiri enggak…–ini kutipan dari sebagian bunyi “protes” anakku.. hehe…), dari mana dan bagaimana ia mampu berpidato dengan bicara yang lancar, tanpa gugup sedikit pun dan mampu menggunakan joke-joke yang membuat audiens tertawa!

Benar-benar suatu keajaiban! Tetapi ada satu yang masih kurang pas, yakni NUA berpenampilan cenderung berwajah serius, tidak berwajah ceria seperti comedian. Setelah sampai di rumah, saya mengevaluasi bersama kakaknya (NAA). NAA bilang, mungkin karena adik (NUA) memodel Joe Shandy yang juga berwajah serius ketika tampil di TV ! Nah lu…. Soal model yang digunakan ya terserah di klien aja… Saya, terapist tidak berurusan dengan itu.. dan ketika tokoh idola yang dimodel “menjelma” sungguhan dalam aksinya…. itu adalah pilihan. Itulah Ok-nya hipnoterapi! Bahkan terapist kadang juga tidak perlu tahu masalah klien !

NUA telah tumbuh menajdi anak yang penuh percaya diri. saya juga telah membekali dia sebuah “tombol mental” yang bisa ia aktifkan sewaktu-waktu dibutuhkan untuk memicu penguatan percaya dirinya. Ini untuk mempermudah klien di masa-masa yang akan datang. Pengaruh hipnoterapi ini bersifat permanen.




Problem “tidak PD” memiliki bentuk-bentuk yang bervariasi. Jika di atas menjangkiti anak tipe pemikir (kirain anak macem gini pasti PD ya…. gak juga…). Variasi lain problem “tidak PD” ada pada kasus berikut.

Klien kode 102210011 (15 tahun), 102210012 (15 tahun), 101210013 (15 tahun) punya problem tidak percaya diri bercampur malas dan sulit berbicara. Ketiganya menjalani terapi selama 45 menit.
Saya memberi waktu para klien saya selama 1 minggu untuk merasakan perubahan yang terjadi.
Ini hasilnya (berdasarkan pengakuan klien): percaya diri mereka bangkit berikut rasa malas telah hilang.
“Saya merasa hati saya plong semenjak ikut terapi ini” (klien 102210011 (15 tahun; 102210012, 15 tahun; 101210013, 15 tahun).

“Malas yang saya rasakan sudah hilang sejak saya mengikuti terapi. Tidak percaya diri saya sudah hilang dan saya sulit bicara sudah enakan dalam berbicara” (klien 101210013, 15 tahun).
Sedangkan klien kode 102210014 (16 tahun) punya problem tidak PD berpadu dengan malas, demam panggung, malas berpikir, berpikir tidak lancar, suka mikirin hal-hal yang tidak penting. Klien ini mengaku sangat tersiksa dengan kelemahannya itu, yang membuatnya malas belajar.

Setelah terapi 60 menit: klien mengaku merasa lebih segar dan semangat. Setelah 1 minggu: ia mengaku sudah giat belajar !
“Saya sudah mulai giat belajar. Terimakasih Pak Wawan” tulis klien ini singkat di kertas hasil evaluasi pasca terapi.

Lain lagi klien dengan kode klien 102210016 (16 tahun). Ia punya problem tidak PD, malas, penakut, suka cemburu, gampang marah, gak peduli sama orang lain, sulit mengungkapkan apa yang diinginkan dan gampang bosan.

Sebelum terapi, saya katakan kepada klien ini bahwa tidak semua kondisi problem tsb merupakan hal buruk. Bisa jadi itu baik karena pikiran mempunyai sistem pertahanan diri. Yang kita lakukan adalah membangun kembali sistem pertahana itu supaya benar-benar produktif bagi kita. Terapi saya fokuskan pada penguatan percaya diri dan semangat dengan terlebih dahulu saya urai mental block yang ada dengan melakukan teknik SMA (Subconscious Mind Appraisal) atau analisis bawah sadar.
Alhasil, setelah sesi terapi 60 menit selesai, klien merasa sangat lega dan seperti terbang. Saya beri waktu 1 minggu untuk merasakan perubahan. Kemudian dia menyampaikan kepada saya:

“Saya merasa menjadi seseorang yang lebih kuat dan tegar, serta lebih semangat menghadapi hari-hari yang saya jalani. Percaya diri saya hidup! Makasih ya Pak Wawan..”
Sedangkan klien kode 102210027 (16 tahun) punya problem tidak PD bercampur malas dan gugup jika akan bertanding (klien ini suka main sepakbola) dan klien kode 102210028 (16 tahun) punya masalah tidak PD, gugup, sulit mencerna materi pelajaran di kelas (dia menulis: “pelajaran yang diterangkan oleh guru sulit masuk ke dalam otak saya”). Kedua klien ini awalnya agak susah diberi penjelasan tentang terapi karena takut dengan hipnoterapi.

Ternyata ia membayangkan hipnoterapi itu (ada kata “hipno”-nya ia jadi ngeri) jadi ingat show hipnosis di TV ! Ia kawatir saya akan membuatnya mengoceh (istilah dia: “nanti saya ngoceh sendiri Pak…”).
Saya katakan pada keduanya: “yo gak rek, nek awakmu gak tak kongkon ngomong yo gak ngoceh… soal ngoceh atau gak kan tergantung kebutuhan. Dan untuk terapi ini aku gak butuh ocehanmu…” (tidak lah, jika kamu tidak saya minta untuk bicara, kamu ya tidak mungkin berkata-kata. dan oada sesi terapi ini saya tidak membutuhkan dialog dengan kamu).

Saya beri penjelasan untuk menghilangkan rasa takutnya pada hipnosis dan hipnoterapi. Singkatnya, keduanya pun paham, dan sesi terapi bisa dilakukan dengan lancar.
Usai terapi, saya tanya keduanya: “gimana sekarang?”
Mereka menjawab: “enak Pak… bisa fly ya Pak…”
“Ooo…  rumangsamu pil koplo tah….” (kamu kira ini pil koplo ya..) jawab saya sambil kemudian saya beri mereka penjelasan tentang pengembangan diri dengan hipnoterapi.
“Tapi seger Pak… Kok bisa Pak…”

Saya menganjurkan mereka ini mengikuti terapi lagi pada sesi saya mendatang jika ingin berubah menjadi lebih baik.
Akhir sesi pada terapi berikutnya, kedua klien ini mengaku merasa segar bugar dan serasa punya “sesuatu yang baru” dalam dirinya.


Saya jelaskan, bahwa yang dirasakan itu adalah aliran semangat dan “energi tubuh” yang membuat semangat menjadi berlipat-lipat mengalahkan rasa malas dan menjadikan percaya diri yang tinggi.
Yupz.. anak-anak ini memang butuh dampingan. Dan mereka ini saya sarankan untuk mengikuti sesi-sesi terapi saya di waktu-waktu lain.

Saya berharap guru-guru dan orangtua yang dapat memerankan diri sebagai “terapis” juga disamping sebagai pengajar dan pendidik, mengingat problem pelajar / anak bukan sebatas urusan belajar dalam arti sempit namun “belajar dalam arti luas” dengan problem yang amat kompleks yang mengiringinya.
Selebihnya, diperlukan komunikasi yang saling memahamkan antara guru, orangtua dan anak

Tidak ada komentar: