Laman

Sabtu, 17 Maret 2012

Tips Memilih Pasangan

<p>Your browser does not support iframes.</p>
Tips Memilih Pasangan Hidup / Pacar / Istri / Suami@iniunik.web.id Yang sering di abaikan orang-orang dalam memilih pasangan hidup, baik untuk jenjang perkawinan maupun pacaran, adalah faktor kecocokan atau kesamaan pandangan terhadap hal-hal penting kehidupan - Memahami perbedaan dengan bijak

Jika ingin menjalin hubungan yang serius dan harmonis selamanya, maka kita perlu lebih sungguh-sungguh mengenali dan memahami pasangan kita, dan kita pun harus menampilkan diri kita apa adanya, jangan di buat-buat supaya terkesan baik dan manis, supaya kita tau kadar kesungguhan orang yang kita pilih untuk menjadi pasangan hidup kita itu.

Banyak orang, baik pria maupun wanita yang awalnya tertarik kepada lawan jenisnya hanya pada hal-hal emosional, seperti karena cantik, ganteng, kaya, pinter,sukses...dan lalu menjalin hubungan bahkan sampai menikah . Hal-hal yang saya sebutkan itu bukan salah atau tidak penting, melainkan bukan merupakan prioritas utama untuk menjadi pertimbangan jika ingin menjalin hubungan yang langgeng.

3 hal yang merupakan prioritas utama dan fundamental dalam memilih teman hidup

1. Keyakinan atau Agama

Bukan masalah se-agama atau beda agama/keyakinan , tapi antara pasangan mesti saling mengerti dan menghargai bagaimana menjalankan dan memandang keyakinan-nya masing2. Sepasang insan yang ber-agama sama bukan jaminan akur dan harmonis, saya sering melihat suami-isteri bertengkar bahkan lebih jauh lagi gara-gara meperdebatkan masalah agama yang sama2 di anutnya.

Dan sebaliknya ,tak jaminan sepasang insan beda keyakinan tidak cocok untuk menjalani hidup bersama, banyak dari mereka yang bisa hidup rukun dan harmonis, oleh karena keduanya saling memahami dan menghargai

2. Gaya hidup

Sama dengan point-1 di atas, bukan masalah memiliki gaya hidup atau hobby yang sama, tapi saling mengerti dan menerima gaya hidup masing-masing. Ada orang yang hobby jalan-jalan dan piknik, ada juga yang lebih senang dirumah, ada yang senang berpakaian mewah mentereng, ada juga yang lebih suka berpakaian sederhana dan praktis. hal-hal yang nampak sepele, yang sy sebutkan itu saya sering melihat menjadi pemicu pertengkaran dalam sebuah hubungan, bahkan sampai perceraian.

3. Gaya Bercinta (Kebutuhan Seksual)

Ada orang yang hasrat seksualnya sangat tinggi dan meng-inginkan berbagai variasi yang atraktif dalam bercinta, tapi ada juga yang hasrat seksnya biasa-biasa saja . Tentu kita semua tau bahwa banyak penghianatan dan perceraian yang disebabkan oleh ketidak puasan seksual dengan pasangannya . Memahami tingkat kepuasan seksual pasangan ini perlu di mengerti sebelum memutuskan melangkah lebih serius.

3 hal di atas adalah sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan dan melangkah lebih jauh kepada hubungan yang serius , Faktor-faktor luar, seperti kecantikan,ketampanan, kekayaan boleh menjadi acuan awal ketika kita tertarik kepada seseorang , tapi jika mengabaikan 3 hal di atas maka bisa jadi bukan kebahagiaan atau kepuasan yang didapat, melainkan kebalikannya, kesedihan ,bahkan bisa lebih buruk lagi. Maka kendalikan emosi dan selami kadar kecocokan diri anda dengan pasangan dengan sungguh-sungguh demi masa depan dan kebahagiaan anda nantinya.

"Tak perlu mempermasalahkan bagaimana watak pasangan anda, karena manusia memang sudah kodratnya berbeda dari yang lain, tapi amati kecocokannya dengan diri anda masing-masing"

* * * * *

Memilih pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak sreg ketika mereka ditawari untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti memilih pacar yang bisa dengan mudah dilakukan.

Menurut mereka, pasangan hidup adalah orang yang diajak untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan ada yang pertama dan yang terakhir.Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah.

Tentunya setiap orang menginginkan pasangan hidup yang baik. Tak ada di dunia ini yang bercita-cita untuk memilih pasangan hidup yang tidak baik. Setiap manusia normal pasti memiliki cita-cita untuk memilih pasangan hidup yang baik dan memiliki visi.

Namun, lagi-lagi hal tersebut tidak mudah. Apalagi di tengah kondisi lingkungan yang penuh dengan trik dan intrik seperti ini, tentunya memilih pasangan hidup bukanlah hal yang mudah seperti membalik telapak tangan.

Bagaimana Cara Mendapatkan Pasangan Hidup yang Baik ?

Bila ingin pintar, seseorang harus rajin belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula tentang pasangan hidup. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita juga harus baik. Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin mendapatkan pasangan hidup yang baik.

Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik. Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat” mereka masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik pula, begitu pula sebaliknya.

Berikutnya adalah tentang masalah fisik. Banyak yang berkata bahwa wanita cantik hanya pantas untuk laki-laki tampan, begitu pula sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas.

Inilah yang menutupi rezeki kita. Perasaan iri dan dengki menutupi rezeki kita untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Orang yang hatinya dipenuhi penyakit hati biasanya akan memancarkan aura negatif. Sebaliknya, orang yang hatinya bersih maka aura positiflah yang akan terpancar keluar dari dalam jiwanya. Tentunya siapa pun pasti akan lebih memilih orang yang memiliki aura positif daripada negatif.

Terus Menerus Memperbaiki Diri

Intinya, bila kita menginginkan pasangan hidup yang baik yang sesuai dengan keinginan kita, maka hal penting dan sederhana yang harus kita lakukan adalah berkaca dan berkaca serta terus-menerus memperbaiki diri sendiri. Tak ada artinya kita menuntut orang lain berbuat sesuatu, bila kita sendiri juga tidak berbuat. Hal tersebut akan sia-sia.
<p>Your browser does not support iframes.</p>

Tidak ada komentar: